Monday, June 11, 2012

BANK SENTRAL JEPANG Berkelit Dari Tekanan Politik

Large_boj
TOKYO: Gubernur Bank Sentral Jepang Masaaki Shirakawa mengupayakan untuk menjauhkan kebijakan moneter dari tekanan politik setelah diimplementasikan stimulus atas meningkatnya spekulasi atas kekuasaan pemerintah.
 
Shirakawa dan anggota dewan gubernur menolak saran dari salah satu anggota untuk menambah US$121 miliar atau 10 triliun yen untuk pembelian obligasi pemerintah, yang diumumkan pada 14 Februari. Bank sentral berkeinginan untuk memperbesar pinjaman yang dibuat untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang.
 
Belum pernah terjadi sebelumnya untuk meminimalisasikan risiko ekspor Jepang, dengan membuat nilai yen menguat pada angka tertinggi sejak perang dunia, dibandingkan dolar amerika serikat.
 
Pada saat yang sama, JPMorgan Chase & Co menyatakan risiko pembelian utang pemerintah meningkat dan terkait dengan fokus perhatian dari Bank Sentral Jepang diarahkan pada defisit negara.   
 
“Bank Sentral Jepang berkeinginan untuk menyelamatkan kemandiriannya dari campur tangan pemerintah,” ujar Junko Nishioka, ekonom RBS Securities Japan Ltd. 
 
Setelah mengambil opsi untuk melangkah di luar program pembelian aset utama, perbankan kemungkinan akan menambah pemberian stimulus dalam waktu dekat. “Kemungkinan dalam pertemuan bulan depan,” ujar Nishioka.
 
Setelah mata uang yen menguat, hal itu memicu Bank Sentral untuk mengambil keputusan. Sinyal dari Shirakawa terlihat pada jumpa pers saat mengetahui bahwa pembelian obligasi membuat pelemahan yen pada tingkat 0,6% atau 82,76 per dolar di perdagangan Tokyo.
 
Para pegambil kebijakan menggelar kampanye lebih agresif untuk mengakhiri deflasi dan meningkatkan pertumbuhan. Shirakawa menyatakan Bank Sentral Jepang tidak mengubah kebijakan moneter karena adanya tekanan politik.
 
Yoichi Kaneko, dari patai Demokrat Jepang, menyatakan bahwa pemberian fasilitas kredit dengan suku bunga rendah untuk industri, termasuk 1 triliun yen dengan denominasi kredit, tak memiliki dampak berarti. “Tidak ada bantalan untuk pemulihan eknomi. Saya tidak melihat kondisi positif ini.”
 
Shirakawa menginstruksikan kepada stafnya untuk memberikan laporan detail mengenai fasilitas pemberian kredit dolar, untuk disampaikan pada pertemuan dewan gubernur pada 9—10 April. Sementara itu, Bank Sentral Jepang menyatakan program pinjaman untuk pertumbuhan bantuan telah dilakukan secara efektif, detail, dan mengikuti kemanapun uang mengarah, namun tidak ke publik.
 
Salah satu anggota parlemen, Ryuzo Miyao, telah mengadvokasi untuk melakukan pembelian aset sebesar 5 triliun yen, dan program pinjaman kredit yang totalnya mencapai 65 triliun yen. (dle)

No comments:

Post a Comment